pengaruh secara fisiologis korban ketergantungan obat penenang seperti valium adalah

Kelas: VIII

Mata Pelajaran: IPA/Biologi

Materi: Zat Adiktif dan Psikotropika

Kata kunci: Valium atau Diazepam

Jawaban pendek:

Pengaruh secara fisiologis korban ketergantungan obat penenang seperti valium adalah kecanduan akibat penggunaan yang berlebihan. Penghentian penggunaan Valium dapat menyebabkan sakau (withdrawal). Selain itu Valium juga menimbulkan beberapa efek samping.

Jawaban panjang:

Valium adalah nama obat paten atau nama dagang dari obat diazepam. Valium atau Diazepam terkenal sebagai obat penenang dan digunakan untuk gangguan psikis, seperti kejang, rasa cemas, pemulihan dari ketergantungan alkohol, dan paska operasi.

Valium atau diazepam merupakan obat penenang dan relaksan otot yang kerjanya baik sekali. Valium digunakan secara luas untuk menimbulkan sedasi serta ketenangan dalam proses persalinan bagi ibu.

Valium bekerja dengan cara meningkatkan efek dari GABA, yakni zat komunikasi antarsel saraf di otak yang berfungsi membawa efek inhibisi (efek menghampat suatu respon atau rangsangan). Valium juga diketahui bekerja di bagian otak yang berfungsi menimbulkan efek tenang.

Valium dapat menyebabkan ketergantungan fisiologis. Penyalahgunaan obat dapat menimbulkan ketergantungan, overdosis dan kematian. Valium ternyata punya efek candu yang sama dengan obat-obatan seperti heroin. Proses penghentian konsumsi Valium harus secara bertahap untuk menghindari munculnya gejala kejang atau kecanduan alkohol yang lebih parah.

Pada orang yang mempunyai ketergantungan terhadap Valium, penghentian diazepam secara tiba-tiba dapat menimbulkan withdrawal atau sakau, yang ditandai dengan sulit tidur, sakit kepala, mual, muntah, rasa melayang, berkeringat, cemas, atau lelah.

Efek samping muncul terutama pada penderita yang sensitif terhadap diazepam atau pada pemberian yang menyalahi dosis.

Beberapa efek samping valium antara lain:

1.    Tekanan darah rendah (hipotensi);

2.    Lemah, lemas;

3.    Penurunan frekuensi napas hingga henti napas;

4.    Gangguan jumlah komponen darah.