apa isi khotbah rasulullah saw. ketika berada di salah satu lembah di uranah kumohon jawab secepatnya
B. Arab
dhfgjhkjlk
Pertanyaan
apa isi khotbah rasulullah saw. ketika berada di salah satu lembah di uranah
kumohon jawab secepatnya
kumohon jawab secepatnya
2 Jawaban
-
1. Jawaban 281203
Khutbah ini disampaikan pada 9 Dzulhijjah, Tahun 10 Hijriah di Lembah Uranah, Gunung Arafah:
Dari Jarir ra:
“Sungguh Nabi S.A.W. bersabda padanya, pada Haji Wada’ (Haji perpisahan/haji Nabi saw yang terakhir). Simaklah dengan baik wahai orang-orang, lalu beliau bersabda: “Jangan kalian kembali kepada kekufuran setelah aku wafat, saling bunuh dan memerangi satu sama lain” (Shahih Bukhari)
Haji Wada’ dikenal juga dengan nama Haji Perpisahan Nabi Muhammad S.A.W. Beliau mengumumkan niatnya pada 25 Dzulqaidah 10 H atau setahun sebelum beliau wafat. Dari sekian banyak hikmah dari Haji Wada’ ini adalah pesan kemanusiaan yang terungkap dari khutbah beliau.
Pada hari kedelapan Zulhijjah, yaitu Hari Tarwia, Nabi Muhammad S.A.W. pergi ke Mina. Selama sehari itu sambil melakukan kewajiban shalat Rasulullah tinggal dalam kemahnya itu. Begitu juga malamnya, sampai pada waktu fajar menyingsing pada hari haji. Selesai shalat subuh, dengan menunggang untanya al-Qashwa’ tatkala matahari mulai tersembul Rasulullah menuju arah ke gunung ‘Arafat. Arus-manusia dari belakang mengikutinya. Bilamana Rasulullah sudah mendaki gunung itu dengan dikelilingi oleh ribuan kaum Muslimin yang mengikuti perjalanannya – ada yang mengucapkan talbiah, ada yang bertakbir, sambil Rasulullah mendengarkan mereka itu, dan membiarkan mereka masing-masing.
Di Namira, sebuah desa sebelah timur ‘Arafat, telah pula dipasang sebuah kemah buat Nabi, atas permintaannya. Bila matahari sudah tergelincir, dimintanya untanya al-Qashwa, dan Rasulullah berangkat lagi sampai di perut wadi di bilangan ‘Urana. Di tempat itulah manusia dipanggilnya, sambil beliau masih di atas unta, dengan suara lantang; tapi sungguhpun begitu masih diulang oleh Rabi’a bin Umayya bin Khalaf. Setelah mengucapkan syukur dan puji kepada Allah dengan berhenti pada setiap anak kalimat beliau berkata
Suasana di Padang Arafah ketika musim Haji Di Arafah, segala puji kepada Allah dan shalawat bergema ketika Rasulullah berdiri untuk memulai khutbah.
“Wahai Manusia, dengarlah baik-baik apa yang hendak ku katakan. Aku tidak mengetahui apakah aku dapat bertemu lagi dengan kamu semua selepas tahun ini.
Oleh itu dengarlah dengan seksama kata-kataku dan sampaikanlah kepada orang-orang yang tidak dapat hadir disini pada hari ini”.
“Wahai manusia, sebagaimana kamu menganggap bulan ini dan kota ini sebagai suci, maka anggaplah jiwa dan harta setiap orang Muslim sebagai suci. Kembalikan harta yang diamanahkan kepada kamu kepada pemiliknya yang berhak. Janganlah kamu sakiti sesiapa pun agar orang lain tidak menyakiti kamu lagi. Ingatlah bahwa sesungguhnya kamu akan menemui Tuhan kamu dan Dia pasti membuat perhitungan di atas segala amalan kamu. Allah telah mengharamkan riba, oleh itu segala urusan yang melibatkan riba dibatalkan mulai sekarang. Berwaspadalah terhadap syaitan demi keselamatan agama kamu. Dan dia telah berputus asa untuk menyesatkan kamu dalam perkara-perkara besar, maka berjaga-jagalah supaya kamu tidak mengikutinya dalam perkara-perkara kecil”.
“Wahai manusia, sebagaimana kamu mempunyai hak keatas isteri kamu, mereka juga mempunyai hak di atas kamu.Sekiranya mereka menyempurnakan hak mereka ke atas kamu maka mereka juga berhak untuk diberi makan dan pakaian dalam suasana kasih sayang. Layanilah wanita-wanita kamu dengan baik, berlemah-lembutlah terhadap mereka kerana sesungguhnya mereka adalah teman dan pembantu yang setia. Dan hak kamu atas mereka ialah mereka sama sekali tidak boleh memasukkan orang yang kamu tidak sukai ke dalam rumah kamu dan dilarang melakukan zina”.
“Wahai manusia, dengarlah bersungguh-sungguh kata-kataku ini, sembahlah Allah, dirikanlah shalat lima kali sehari, berpuasalah di bulan Ramadan dan tunaikanlah zakat dari harta kekayaan kamu. Kerjakanlah ibadat Haji sekiranya kamu mampu”.
“Ketahuilah bahwa setiap Muslim adalah bersaudara kepada Muslim yang lain. Kamu semua adalah sama, tidak seorang pun yang lebih mulia dari yang lainnya kecuali dalam Taqwa dan beramal soleh”.
“Ingatlah, bahwa kamu akan menghadap Allah pada suatu hari untuk dipertanggungjawabkan di atas segala apa yang telah kamu kerjakan. Oleh karena itu awasilah agar jangan sekali-kali terkeluar dari landasan kebenaran selepas ketiadaanku”. -
2. Jawaban SalmaHanum
(1) Larangan Membunuh Jiwa dan Mengambil Harta Orang Lain Tanpa Hak
(2) Kewajiban Meninggalkan Tradisi Jahiliyah seperti Pembunuhan Balasan dan Riba
(3) Mewaspadai Gangguan Syaitan dan Kewajiban Menjaga Agama
(4) Larangan Mengharamkan yang Dihalalkan dan Sebaliknya
(5) Kewajiban Memuliakan Wanita (Isteri)
(6) Kewajiban Berpegang Teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah
7) Kewajiban Taat kepada Pemimpin Siapapun Dia Selama Masih Berpegang Teguh pada Al Qur’an.
(8) Kewajiban Berbuat Baik kepada Hamba Sahaya.
(9) Umat Islam adalah Bersaudara antara Satu dengan Lainnya.
10) Kewajiban Menyampaikan Khutbah Rasulullah SAW kepada Orang Lain
Semoga membantu :)