jelaskan tentang sistem penangggalan kalender masehi
Fisika
Angelafristine02
Pertanyaan
jelaskan tentang sistem penangggalan kalender masehi
1 Jawaban
-
1. Jawaban mkhafidz
Profil
Download
Kabar Berita
Subscribe to RSS
Januari 2, 2013
di Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi
Tinggalkan komentar
Sistem Penanggalan Masehi
A. Sejarah Penanggalan Masehi
Kaleder Romawi yang telah berlaku berabad-abad lamanya yang berpindah tangan dari bangsa ke bangsa, serta mengalami perubahan-perubahan dan perbaikan yang terus -menerus, menuru tingkat ilmu pengetahuan bangsa yang menerimanya.
Sistem kalender Masehi (Gregorian) yang sekarang digunakan, berakar dari sistem kalender Julian yang merupakan perbaikan sistem kalender (penanggalan) Romawi. Reformasi kalender ini dilakukan Julius Caesar pada tahun 45 SM dengan bantuan seorang ahli matematika dan astronomi Alexandria yang bernama Sosigenes, dengan mempergunakan panjang satu tahun syamsiah = 365,25 hari. Sistem kalender ini kemudian terkenal dengan sistem kalender Julian.
Penanggalan Masehi atau Miladi diciptakan dan diproklamirkan penggunaannya dengan Numa Pompilus pada tahun berdirinya kerajaan Roma tahun 753 SM. Penaggalan ini berdasarkan pada perubahan musim sebagai akibat peredaran semu matahari, dengan menetapkan panjang satu tahun berumur 366 hari. Bulan pertamanya Maret, karena posisi matahari berada di titik Aries itu terjadi pada bulan Maret.
Kemudian pada tahun 46 SM, menurut penanggalan Numa sudah bulan Juni, tetapi posisi matahari sebenarnya baru pada bulan Maret, sehingga oleh Yulius Caesar, penguasa kerajaan Romawi, atas saran dari ahli astronomi Iskandaria yang bernama Sosigenes diperintahkan agar penanggalan Numa tersebut diubah dan disesuaikan dengan posisi matahari yang sebenarnya, yaitu dengan memotong penanggalan yang sedang berjalan sebanyak 90 hari dan menetapkan pedoman baru bahwa satu tahun itu ada 365.25 hari. Bilangan tahun yang tidak habis dibagi empat sebagai tahun pendek (Basitoh) berumur 365 hari, sedangkan bilangan tahun yang habis di bagi empat adalah tahun panjang (Kabisat) berumur 366 hari, selisih satu hari ini diberikan pada urutan bulan yang terakhir (waktu itu), yakni bulan Februari. Penanggalan hasil koreksian ini kemudian dikenal dengan Kalender Yulius atau Kalender Yulian.
Kalender Romawi ini hanya berumur 10 bulan yaitu: Martius (Maret), Aprilis (April), Maius (Mei), Junius (Juni), Quintilis (Juli), Sextilis (Agustus), September (September), October (Oktober), November (Nopember), December (Desember). Berkembang di Romawi sebelum Julius Caesar di kota Antium dan sekitar tahun 700 SM terjadi penambahan menjadi 12 bulan. Nama-nama bulan pada waktu itu yaitu: Martius (31), Aprilis (29), Maius (31), Iunius (29), Quintius (31), Sextilis (29), September (29), October (31), November (29), December (29), Ianuarius (29), Februarius (28). Seperti halnya dengan pemberian nama hari, pemberian nama bulan pada tarikh yang kemudian menjadi tarikh Masehi ini ada kaitannya dengan DEWA bangsa Romawi. Contoh: bulan Martius mengambil nama Dewa Mars, bulan Maius mengambil nama dewa Maia dan bulan Junius mengambil nama Dewa Juno. Sedangkan nama-nama Quintrilis, Sextrilis, September, Oktober, November & December adalah nama yang diberikan berdasarkan angka urutan susunan bulan. Quntrilis berarti bulan kelima, Sextilis bulan keenam, september bulan ketujuh, October bulan kedelapan dan December bulan kesepuluh. Adapun nama bulan Aprilis diambil dari kata Aperiri, sebutan untuk cuaca yang nyaman di dalam musim semi.
Baru kemudian pada waktu Dewan Gereja bersidang yang pertama kalinya pada bulan Januari, maka mulai saat itu bulan Januari ditetapkan sebagai bulan yang pertama dan bulan yang terakhir adalah Desember. Sistem ini dikenal dengan nama sistem Yustinian.
Meskipun sudah diadakan koreksi dan perubahan, namun ternyata kalender Yulian masih lebih panjang 11 menit 14 detik dari titik musim yang sebenarnya, sehingga sebagai akibatnya kalender itu harus mundur 3 hari setiap 400 tahun.
Pada tahun 1582 ada hal yang menarik perhatian, yaitu saat penentuan wafat Isa Al-masih, yang diyakini oleh orang-orang Masehi bahwa peristiwa itu jatuh