IPS

Pertanyaan

keunikan pakaian adat teluk belanga adalah

1 Jawaban

  • Pakaian Adat Riau : Teluk Belanga dan Kebaya Labuh


    Masyarakat Melayu Riau masih memegang adat dengan teguh. Pengaruh adat terasa dalam sikap dan perilaku sebagian besar masyarakat, terutama di daerah pedesaan/perdalaman. Adat Melayu Riau adalah adat yang bersendikan syariat Islam.

    Teluk Belanga dan Kebaya Labuh

    Islam dan adat Melayu saling mempengaruhi yang kemudian membentuk satu budaya baru, yang salah satunya tercermin dalam pakaian yang dikenakan.


    Baca Juga :
    Rumah Selaso Jatuh Kembar - Rumah Adat Riau YangUnik

    A. Teluk Belanga (Pakaian Adat Pria)
    Baju ini memiliki motif polos, berwarna tidak terlalu mencolok, meskipun terkadang berwarna kuat seperti merah atau biru tetapi tetap terlihat teduh. Warna yang dipilih senada dengan celana yang dipakai.

    Di antara baju dan celana panjang, dikenakan kain sarung yang diikat biasa setinggi lutut. Terkadang kain sarung difungsikan seperti semacam selendang.

    Pada bagian kepala mengenakan ikat kepala yang terbuat dari kain persegi empat yang diikat sedemikian rupa, ikat kepala tersebut disebut tanjak. Tanjak biasanya terbuat dari kain songket.

    Penggunaan tanjak sekarang ini hanya dipakai ketika menghadiri acara-acara resmi seperti kenduri pernikahan atau acara adat lainnya. Untuk pemakaian sehari-sehari, kaum lelaki lebih memilih menggunakan songkok atau peci sebagai penutup kepala.

    Teluk Belanga merupakan pakaian adat tertinggi dalam susunan adat Melayu Kepulauan Riau


    B. Kebaya Labuh (Pakaian Adat Wanita)
    Kebaya labuh berbentuk semacam kebaya pada umumnya, namun bagian bawahnya menjuntai hingga menutupi lutut. Cara pemakaiannya biasanya dipadukan dengan kain batik sebagai bawahan. Terkadang ditambahkan dengan selendang sebagai tambahan aksesoris.

    Sebagaimana kebaya pada umumnya, dua sisi bagian depan kebaya labuh dikaitkan dengan tiga buah kancing, pada jaman dahulu menggunakan peniti, sehingga bagian bawah kebaya labuh tampak melebar dan terbuka.

    Kebaya labuh berbahan kain, baik itu sutera cina, broked, dan lain-lain. Untuk acara-acara formal, biasanya perempuan Melayu Kepulauan Riau menggunakan bahan sutera Cina yang halus dan sarung songket sebagai bawahan.

    Kebaya labuh juga biasa digunakan sebagai pakaian mempelai perempuan ketika sedang melangsungkan akad nikah. Umumnya hanya mengenakan sanggul lipat pandan yang dihiasi dengan kembang goyang atau bisa juga menggunakan kerudung.

    Kebaya Labuh merupakan salah satu jenis baju kurung yang tersebar di masyarakat etnik Melayu. Konon pakaian ini merupakan jenis tertua yang masih ada hingga sekarang.

    Sebagai jenis pakaian tertua, tentunya banyak busana yang merupakan variasi dari kebaya labuh, diantaranya: kebaya labuh nyonya dan kebaya pendek.

    Kebaya Labuh Nyonya merupakan pakaian yang biasa dipakai oleh perempuan etnik Cina yang bedara di kawasan Melayu. Bentuk dan bahannya tidak jauh berbeda dengan kebaya labuh, hanya saja pada bagian depan kebaya labuh nyonya terkadang disematkan sapu tangan.

    Kebaya pendek yang tersebar hampir di seluruh bagian barat Indonesia juga merupakan variasi dari kebaya labuh, bagian bawahnya pendek hanya menutupi bagian pinggul pemakainya.

    Awalnya kebaya pendek juga dipakai oleh keturunan Cina, namun pada perkembangannya kebaya pendek ini meluas dari segi pengguna maupun dari motifnya. di kawasan melayu, kebaya pendek sering disebut sebagai kebaya labuh modern


    Awalnya Teluk Belanga maupun Kebaya Labuh merupakan identitas muslim Melayu, tetapi sekarang pemakai kedua pakaian tersebut tidak terbatas pada masyarakat Melayu muslim saja

    Teluk Belanga dan Kebaya Labuh sebetulnya bukan satu-satunya pakaian adat Kepulauan Riau yang dapat kita temukan. Ada banyak jenis pakaian daerah lainnya yang akrab dengan budaya masyarat kepulauan Riau. Beberapa di antaranya yaitu baju kurung keke, baju gunting cina, baju telepuk, dan lain sebagainya.


Pertanyaan Lainnya